Sabtu, 28 Januari 2023

Pembelajaran Matematika yang Responsif Kultur di kelas XI IPS 2 SMA N 4 Tegal

 

 Abstract

The purpose of this article is to analyze or describe the implementation of culturally responsive mathematics learning in class XI IPS 2 SMA N 4 Tegal. Culturally responsive learning or relevant pedagogy is applied based on the theoretical framework of the study. The conclusion of this article is that knowing the concept of culturally responsive learning and practicing it is very important. Teachers can use various learner-centered strategies, such as discovery learning, activity centers, group work, and games. Similarly, teachers incorporate learners' culture into their math and science classes, by incorporating learners' interests into lessons, exposing learners to what they like, and using real-life examples that learners find relevant

Keywords: Cultural Responsive Learning, Cultural Responsive Mathematics Learning, High School

 

Pembelajaran Matematika yang Responsif Kultur di kelas XI IPS 2 SMA N 4 Tegal

 

Abstrak

Tujuan dari artikel ini adalah untuk analisa atau mendeskripsikan mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika responsif kultur di kelas XI IPS 2 SMA N 4 Tegal. Pembelajaran yang tanggap terhadap budaya atau pedagogi yang relevan dengan diterapkan berdasarkan kerangka teori studi. Kesimpulan dari artikel ini adalah mengetahui konsep tentang pembelajaran yang responfif kultur  dan mempraktikannya adalah hal yang sangat penting guru dapat menggunakan berbagai strategi yang berpusat pada peserta didik, seperti pembelajaran penemuan, pusat-pusat kegiatan, kerja kelompok, dan permainan. Demikian pula, para guru memasukkan budaya peserta didik ke dalam kelas matematika dan sains mereka, dengan memasukkan minat peserta didik ke dalam pelajaran, mengekspos peserta didik pada hal yang mereka sukai, dan menggunakan contoh kehidupan nyata yang dianggap relevan oleh peserta didik

Kata Kunci: Pembelajaran Responsif Kultur, Pembelajaran Matematika, SMA

Minggu, 29 Januari 2017

Sugoi kakitai. Tapi karena seringnya berpikir dengan bahasa jepang terkadang bingung menerjemahkannya ke dalam bahasa Indnesia. Bisa dibayangkan tidak, berpikir dengan bahasa jepang? haha, hanya saya mungkin. Jadi terkadang sulit mencari kalimat yang diyakini pas mewakili. Sudah begitu ditambah pula masalah teknis usia laptop sehingga jari-jari ini terkadang harus memencet beberapa huruf di keyboard dengan penekanan lebih. Haha.. bahkan dia (laptop) harus selalu disejukkan alias dikipasangini.

Terkait bahasa jepang, Saya baru bisa pada tingkatan berpikir saja, kalau diminta berbicara dengannya masih jauh kalee. Maklum tidak ada partner buat latihan speak. Lagi pula pada dasarnya kemampuan berbicara saya dibawah rata-rata.  Kalau dipaksakan nanti kasihan orang-orang di rumah, mana ada yang tahu saya ngomong apa. Bahkan Ibu saya pun sering mengira saya lagi ngomong China, eits terkadang pula korea, weleh. Untung tidak disangka bahasa India. Soalnya tayangan kesukaan Ibu adalah opera sabun India.
Hm.. sepertinya, ada yang mengganjal dalam hati atau ada lubang dalam hati ya? Hehe kaya judul lagu. Padahal akhirnya lulus juga, tapi ya biasa saja. Mungkin karena masih FREETER. Jadi sampai dapat kerja perasaan ‘yeay saya lulus!’ baru terasa mungkin ya. Kono mama ja dame nanda to. Ne, oshiete yo! Tell me why do I feel so trouble? Usia muda saya tidak menghasilkan apa-apa. Saya tertinggal dari kebanyakan teman-teman. STOP!!! Saya mah tidak mau bersedih seperti itu karena asam lambung bakalan naik lagi. Hehe. 私は弱い人間です。圧力にかけたは駄目です。

Ya, setiap orang ada hari ia terpuruk. Yang penting bagaimana ia bangkit. Macam aku pernah posting hal seperti itu. Oh iya, waktu itu Saya bicara pasal kakakku. Iya mamas. Sekarang bagaimana kabarnya ya? Wah tak perlu khawatir soal dia, kerana dia sekarang sudah punya bidadari yang akan selalu memperhatikan dan menjaganya. Ya, dia sudah menikah. Ini sudah masuk tahun kedua pernikahannya loh. Awalnya sih Saya tidak percaya, tapi itulah kenyataannya. Dia lebih tua dariku meskipun tidak genap dua tahun. Omedetou! Sebagai adik sudah sewajarnya ada perasaan khawatir. Biar bagaimana pun bentuknya, dia adalah my beloved brother. Kakakku satu-satunya (Ya iyalah secara Saya anak kedua). Dia termasuk ke dalam tipe aisareru hito. Jadi dia tipe orang yang gampang diterima dan disayang oleh orang di sekitarnya dengan berbagai kekurangannya. Ada kan orang yang seperti itu? Kelihatannya dia tidak bisa apa-apa, tidak mau melakukan apa-apa, tidak mau banyak gaya, tapi pada waktunya dia menunjukan dirinya dengan keahliannya. 

 

Senin, 13 Juni 2016

aitai



Ku ingin menulis. Ini tentang seseorang yang sama. Yang entah di mana berada. Sudah berapa tahun tidak bertemu? Hm, mungkin tiga tahun. Saat ini Saya merasakan posisi dan kondisinya. Kepepet waktu. Mau lulus atau tidak. Bukan itu, tapi harus lulus. Padahal betapa grapyak dan ramahnya dia kepada banyak orang. Apalagi di kalangan dosen. Pernah dia berkata bahwa tidak ada minat di dunia pendidikan. Dia bilang ingin jadi pengusaha menentang profesi yang diemban orang tuanya yaitu pendidik.

会いたかった。あの人を凄く会いたかった。
私の気持ちを伝えたい、アーダお姉さんに。
昔、日本え一緒に行きたかったよね?
何で自分を消えました?それとも何も連絡がしない。
忘れはしない、あなたがどこにいる?
ありがとうを伝え切れない。

Sabtu, 09 April 2016

Rangkuman Risalah Manhaj

Risalah Manhaj berasal dari salah satu bab buku Majmu'atur Rasail. Barangkali ada yang membutuhkan saya share link downloadnya. Tapi hal ini tidak disarankan. Lebih baik membaca dan mengambil hikmahnya sendiri.

Risalah Manhaj

Jumat, 20 November 2015

maemuki


Apa sih kuncinya menulis? Kadang sudah terbersit kalimat-kalimat yang hendak dituangkan, tapi tatkala tangan ini mulai bergerak di atas keyboard selalu saja tiba-tiba terhenti. Ketika sudah rampung pun kemudian dibaca ulang lantas, kenapa pula dihapus? Tapi 100% kata dari awal saya tulis hingga kalimat ini selesai saya bertekad tidak menghapusnya. Hehe. Ancur-ancur dech. Coba saya baca dulu....


Hm.. Lumayan lah.. Maklum akhir-akhir ini saya banyak membayangkan bagaimana para author menulis novel mereka. Dapat ide dari mana ya? Apa yang mereka lakukan setelah dapat ide? Apakah mereka menulis kerangkanya dulu? Biasanya berapa waktu mereka untuk menyelesaikannya? Bahkan mereka bisa menulis berjilid-jilid buku dengan berbagai judul. Suge na!!!


Ngomong-ngomong (kan ga lagi ngomong) tulis-tulis soal buku. Dua hari kemarin, baru saja Saya baca buku yang berjudul Prophetic Learning. Padahal bukunya sudah lama saya beli, di pojok atas kanan di halaman setelah cover tertera 2 Des 2012.  Ye lah jangan kaget, di rak masih banyak kok buku yang belum saya baca. Memang saya sengaja beli bukunya terlebih dahulu, membacanya bisa kan kapan-kapan atau di saat yang tepat. Ya di saat yang tepat.  Seperti kali ini. Masih ingat postingan sebelum ini? Atashi wa hontou ni ochikounda 落ちこうんだ. Hehe. Saya benar-benar terpuruk sampai mengatakan diri sendiri sebagai okubyoumono. Haha. Tahu kan artinya? Kalau belum tahu silakan cari artinya belajarlah sedikit-sedikit bahasa jepang. Lain kali juga Saya akan posting tulisan dengan bahasa jepang. Full kanji. (sok banget gue. Insyaalloh).

Walaupun baru baca satu bab tapi isinya benar-benar 'ngena'. Memang benar yang namanya manusia adalah makhluk yang pelupa. Sudah berapa lama saya lupa akan tentang berpikir positif? Bukankah sudah pernah menulis untuk lebih positif? Maemuki 前向き itulah bahasa Jepangnya. Kita akan mendapat lebih dari sekadar maemuki dalam buku tersebut. Saya merasakan betapa keren buku itu. Bener loh.. Kenapa ya? Mungkin karena saya meresapi dan memikirkannya kalimat demi kalimat.  Saya merasa setiap kalimatnya adalah bermakna. Haha.. Mungkin itulah susahnya menulis sebuah buku. Perlu dipikirkan kalimat-kalimatnya agar tidak ada yang sia-sia. Saya yakin hal itu sangat jarang diterapkan saat kita berbicara. Hm itukah perbedaannya antara menulis dan berbicara? 

 これ から 前向きに なります。諦めたくないから。絶対に!!!

Jumat, 19 Juni 2015

Okubyou Mono Da!!



Banyak yang berkata aku ini mau jadi apa?
Kok nggak kerja juga gak kuliah
Tapi ku jawab ini lah ku adanya 

Apa ada yang lebih buruk dari menjadi pengangguran selama 2 tahun? Kore wa tabun dai pinch in my life. Atashi wa zutto omoutetta. Kurushii, nayami, kanashii ga atta.  Don don kurakunatta. Zenbu umaku  ikanai no ka? wakaranai desu.  Mada ichinen-ninen ato de kotae ga mieru. Donna kattachi, atashi no jinsei ga. Zehi omitte kudasai! (hehe, baka ka? sonna omoshirokunai yo).
Begitulah segelintir kekhawatiran yang selalu terlintas di hatiku. hidup segan mati tak mau. Istilah itu benar-benar pas dengan kondisi yang kurasakan. Padahal masalahnya sepele bro. Yaitu belum lulus. Belum loh, bukan tidak. Tapi ya begitulah manusia. Kan Alloh SWT dah pernah kate huzz gak sopan, Alloh swt berfirman,  Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al 'Ankabuut:2). Terus ada pula ayat yang menyatakan bahwa bersama kesusahan ada kemudahan. Sampai dua kali loh, ayat itu diulang oleh Alloh.
Hm.. nasihat uminya teman ku sangat mengena. Ini semua hanyalah ujian dari Alloh swt. Alloh menguji kita apakah dengan keadaan yang seperti itu kita masih beriman atau tidak. Intinya bagaimana iman kita dengan keadaan yang berbeda-beda itu. Gimana? simpel kan? Ya iyalah hidup itu mudah kalau kita hanya fokus pada perintah dan larangan Alloh. Yang membuat sulit siapa? Ya diri kita. Eh bukan kita, tapi saya.
Zutto sagashiteta risou no jibun tte, mou chotto kakko yokatta keredo.  Selalu berusaha mencari the better me. Meskipun, kadang merasa sangat tidak keren. Boku ga boku no subete.
Woii, gak usah sok keren. Dasar aku ini pengecut. Iya, memang aku pengecut. Kesuhhhhh.

Jumat, 23 Januari 2015

Ironis



Subhanallah, terinspirasi sekali dengan bukunya ustadz Felix Y. Siauw (The Chronicle of Ghazi & Muhammad Al-Fatih 1453) . Orang-orang hebat memang mempunyai bahasa yang luar biasa sehingga bisa terserap dengan baik oleh pembacanya. Sejarah Islam yang banyak terlupakan bahkan tidak diketahui oleh kabanyakan umat Islam sendiri sejatinya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keimanan seseorang. Perjuangan dan pengorbanan, keimanan dan ketakwaan para penegak Islam jaman dahulu hendaknya dijadikan teladan dan tolak ukur terhadap kondisi umat Islam sekarang ini.

Perbedaannya tampak jelas sekali. Saat ini kondisi umat Islam ibarat buih ombak di pantai. Banyak tapi dalam sekejap hilang tanpa jejak. Dahulu umat Islam tidak sebanyak ini tapi kualitas keimanannya tidak diragukan lagi. Bahkan musuh-musuh Allah dibuat gentar oleh mereka. Para Ulama dan ahli jihad mendatangi sendiri tempat-tempat yang ingin dibebaskan dari kekufuran. Bahkan tanpa dibayar sepeser pun. Ironis sekali dengan sekarang ini, yang apabila ingin mendatangkan seorang ustadz atau pembicara harus bermodalkan rupiah yang tak kecil nominalnya. Ya, semoga saja dibalik semua ini ada tersembunyi maksud atau hal yang baik.

Jadi ini adalah sebuah PR dakwah yang besar bagi kita semua yang ingin mengambil peran dalam kemenangan Islam ini. Perbaiki kualitas dan tingkatkan kuantias dari kualitas yang telah baik tersebut.  Kuncinya adalah fokus pada perintah Allah SWT. 

Mohon maaf tulisan ini adalah hal yang amat sangat umum. kebanyakan para akitivis dakwah telah mengetahui akan hal tersebut. Kore wa tabun boku no omou koto dake desu kedo yappari ima sono kimochi wa wasuretakunai.