Jumat, 04 Mei 2012

Ketika Shalat Malam Kita Kering


Wah, judulnya kok aneh ya? Maksudnya apa sih?
Maksud dari shalat malam kering adalah ketika shalat malam kita tanpa si “air ekskresi” yang kata Pak Salim A. Fillah tidak menimbulkan rasa jijik bahkan ia memunculkan rasa simpati orang lain (baca: air mata). Shalat kita terasa hampa. Entah karena efek baru bangun dari tidur dan pikiran masih kosong sehingga masalah-masalah yang seharusnya kita adukan tidak bisa terbuncahkan? Atau mungkin karena memang kita ‘merasa’ tidak sedang punya masalah? (asal kita tahu merasa tidak punya masalah termasuk masalah lho, he). Jelasnya terasa ada yang kurang saat itu. 

Adakah yang merasakan seperti itu? Shalat tahajud tidak membekas, tidak bermakna dan tidak nge-ruh. Padahal sudah mencoba untuk meningkatkankan kekhusukan kita. Tapi tetap saja terasa hampa.

Sholat sunnah Tahajjud adalah ibadah yang istimewa. Berbagai keistimewaan dan manfaatnya sangat menakjubkan. Mulai dari ketenangan batin hingga penyembuhan banyak penyakit lahiriah. Tidak sedikit diantara kita yang ingin melakukannya. Namun, terkadang sulit sekali untuk melaksanakannya. Bahkan jika ada yang bisa melaksanakannya seringkali ia jauh dari kata bermakna. Simak beberapa dalil mengaenai shalat tahajjud berikut ini.

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzzamil:1-4)

Dari Jabir ra, ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah saw bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Imam Tirmidzi)

Rasulullah saw telah bersabda yang artinya, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)

Dari Sahal bin Sa’ad ra., ia berkata, “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah saw lalu berkata, ‘Wahai Muhamad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain."

Rasululah saw bersabda, “Seluruh manusia dikumpulkan di tanah lapang pada hari kiamat. Tiba-tiba ada panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan tempat tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu masuk surga tanpa hisab. Baru kemudiaan seluruh manusia diperintah untuk diperiksa.”

Sufyan Ats-Tsauri telah menuturkan pengalamannya, “Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”.

Rasulullah saw telah bersabda di dalam haditsnya yang artinya,“Sesungguhnya amal perbuatan itu harus dengan niat, dan setiap orang itu tergantung pada niatnya.” (Muttafaq Alaih)

Di antara ibadah sunah yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW adalah shalat malam (Tahajud). Rasulullah mengerjakannya hingga kedua telapak kaki beliau bengkak-bengkak. Tahajud merupakan ibadah yang disyariatkan sebagai rahmat, tambahan kebaikan, dan keutamaan (QS Al-Muzzammil [73]: 1-4).


Namun di antara sekian banyaknya dalil mengenai shalat Tahajjud ada satu dalil yang membuatku sadar dan terhenyak, menjadikan shalatku lebih bermakna dan lebih hidup. Al-Mughirah bin Syu'bah Radhiallahu'anhu berkata:
"Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berdiri (sholat pada waktu malam) sehingga kedua kaki beliau bengkak. Maka beliau ditanya; Bukankah Allah telah mengampunimu dosa yang telah lalu dan yang akan datang? Beliau menjawab: Apakah tidak sepatutnya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur" (HR. Bukhari dan Muslim).


Tidak bisakah kita shalat tahajjud bahkan hanya sekadar untuk bersyukur kepadaNYA?

(dan paginya mata ini bengkak.. sangat bersyukur… meskipun kisah Ikeuchi Aya hanya kisah fakta lama yang sudah banyak unsur fiktifnya, pada akhirnya ia menyeret diri ini ingin segera bersimpuh dan bersimbah air mata menghadapNYA. Betapa banyak, hal yang lalai disyukuri) T_T


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan dikomentari, saya masih harus banyak belajar. Komentar dari Anda akan sangat membantu. ^_^