Rabu, 27 Februari 2013

Dakwah itu.....



Wuuiing..., Bugg! Sebuah bantal tepat mendarat di muka sang Kakak yang entah sedang mimpi apa saat itu. “Woii, Mas,, tangi, tangi,, sholat ndisit mana!!!” Sama sekali tidak bergeming, sang Kakak malah semakin menyelami tidurnya dengan membenamkan kepalanya dengan bantal sedalam-dalamnya.
“heh, malah turu maning, tangi! tangi! Mengko waktune enteng!” Teriakan adik lebih kencang. Hehe, bantal memang peredam suara yang cukup baik di saat-saat seperti ini sehingga teriakan adik yang membahana itu bisa sedikit teratasi. Tak mau kalah dan tak kehabisan akal, sang adik mulai mengguncang-guncang badan yang kaku nan keras itu dengan sekuat tenaganya.
“wis turu sedina-dina ya ora tangi-tangi sih, sing mbarang esuk anjog awan, awan anjog sore, sholat sadela ya kena rah mana!!!” huh, kali ini suara adik semakin menjadi, menyulutkan api emosi kakak. Merasa ketenangannya terganggu, dengan nada yang kesal sang kakak menjawab “YAAk!!”. Seakan usahanya terbayar, adik pun berlalu. Selanjutnya tidak ada posisi yang berubah.


Bagaimana opening di atas? Adakah dari kalian pernah menjadi salah satu pelaku dari cerita di atas? Saat di rumah, setting seperti itu sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Bahkan sampai sekarang masih bisa berlangsung meski hanya lewat udara (by phone maksudnya).  

Dakwah memang tidak mengenal tempat, tidak mengenal kapan dan siapa. Terutama setelah diri sendiri, keluargalah tempat kedua yang harus kita perbaiki. Berbeda dengan keluarga yang sudah terkondisikan karena memang orangtuanya adalah pejuang dakwah. Pasti masalah yang dihadapi sehari-hari sudah berbeda, bukan lagi tentang sudah sholat apa belum? Tapi sudah mengenai bagaimana efek dari sholatmu? Celakah jika ia hanya sekadar rutinitas atau penggugur kewajiban. Clebb! Ngena banget nih.

X:  Tet..tet....tet.. “QS. Al Maa’uun ayat 4-5!!! Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya
Y: “ya, skor 100 untuk regu A”
Apaan neh,,? Numpang Iklan,... Cerdas Cermat Quran, program bagus untuk anak SD hingga kuliah, hehe.

Dunia memang sempit, saya jadi teringat saat me-litsus dan mewawancarai pendaftar di sebuah lembaga dakwah.Saat saya bertanya, “menurut adek, dakwah itu apa?” maka dijawablah oleh ‘si adeknya’ dengan jawaban yang tak terkira (tak diduga oleh yang bertanya) sehingga karena keterbatasan sang penanya (saya-lol- hehe), diapun tak bisa menangkap jawaban ‘si adeknya’.

Akhirnya saya pun bertanya lagi, “emmm, kalau menurut anti, menyuruh teman untuk mandi, membuang sampah di tempatnya, itu termasuk dakwah bukan dhe?”.’ Si Adek’ menjawab, “bukan mb, tapi kalau menyuruh sholat, puasa, pokoknya hal-hal yang berbau agama, baru itu dakwah”.

“Ohh,,gitu ya?” Saya jadi mengerti, mengerti bahwa saya dan teman-teman punya PE-ER besar. Des!des!tak!ces! parahnya lagi tidak hanya satu orang yang menjawab seperti itu. Blestak deg ces!

Jadi sebenarnya dakwah itu apa sih? Yang jelas saya tidak bisa menjawab dengan tepat dan lengkap karena tidak mungkin serching di mbah google pada saat itu. hehe. yang jelas pula, dakwah itu tidak hanya sekadar mengajak orang sholat, puasa, atau mengerjakan ibadah ritual semata. Dakwah tidak terlepas dari Islam yang ajarannya sangat luas melingkupi berbagai bidang kehidupan.  Dakwah tidak hanya lewan lisan, tapi ia bisa dilakukan dengan berbagai cara, dengan hikmah tentunya. Silahkan serching di google lengkapnya.

Dan masih menjadi PE-ER besar bagi kita juga untuk bisa menjadikan nilai-nilai ajaran Islam itu bisa diterima oleh masyarakat umum, dan dianggap sebagai kebenaran. Karena saat ini saya masih teringat  ada seorang teman yang berkata, “aneh ya, ada laki-laki yang gak mau bersalaman apalagi berboncengan dengan teman ceweknya”. Meskipun sebenarnya ia tahu ada aturan tersebut ada dalam agamanya, tapi ia terbutakan oleh keumuman yang berlaku dalam masyarakat. Padahal yang umum itu belum tentu benar. Kebenaran itu seharusnya menjadi umum. Kebenaran itu harusnya bisa diterima. Kebenaran itu selalu hanya satu (malah conan mode on). Shinjitsu wa itsumo hitotsu!

Sang adik terbangun, dingin pagi mulai mengintip, berjingkat-jingkat pelan mengusik tidurnya yang lelap. Kelopak matanya yang berat dengan pelan ia buka hingga ia menangkap sesosok sedang berdiri. Subhanallah, tidak percaya, kaget, dan terharu. Sang Kakak itu kini di depan matanya, sedang sholat dengan begitu khusuknya. Khusuk dan mendalam. lebih dalam dari benaman kepala dengan bantalnya. hehehe.

mamas n the genk... kowaii ne?
ini dia posenya Conan pas bilang: Shinjitsu wa itsumo hitotsu

gantengan mana sama  Shinici?? hehe





2 komentar:

Silakan dikomentari, saya masih harus banyak belajar. Komentar dari Anda akan sangat membantu. ^_^