Hai, diriku yang sekarang? Seperti apa diriku yang sekarang?
Sebenarnya ada banyak hal yang ingin saya tulis. Banyak
sekali lintasan pikiran, jadi daripada saya pikirkan terus lebih baik saya
tulis. Tak peduli ada yang membacanya atau tidak. Suatu saat akan saya baca sendiri dan
mengingat-ingat perasaan saat menulisnya. Makanya saya tanya kabar kepada diri sendiri.
Domo, Ohisashiburi desu.
Saya memang orangnya seperti itu, terlalu banyak berpikir.
Am I thinker? Sayangnya hal tersebut tidak begitu menguntungkan karena lebih
banyak hal negatif yang masuk ke otak. Tahu tidak rasanya jadi orang negatif?
Merasa yang dilakukan itu salah, takut salah dan merasa bersalah. Hal tersebut
mestinya akan menjadi wajar tatkala dalam kadar yang normal. Tetapi apa yang
terjadi jika rasa itu muncul dalam frekuensi yang tidak sedikit. Jeng jeng...!!
in the end, kanggaesugiru nanimo dekinakattta. Eh, bukan lebih tepatnya kanggaesugiru
nanimo yatenakatta.
Sono kimochi wa mukashi kara shitteimashita, dakara atashi
wa kawattemita. Walau tidak tahu bagaimana caranya, tapi sadar betul, harus
diubah.
Sono kimochi wa mukashi kara shitteimashita, demo yokatta
atashi wa muslim desu kara.
Halah.. ngomong apa itu. Sumimasen, bahasanya gado-gado. Intinya,
saya telah, sedang, dan akan berjuang keras untuk mengubahnya. Ciat, ciat, ciat!
Mohon jangan dianggap sepele! Orang itu ada macam-macam
jenisnya. Bagi orang yang selalu memikirkan dan mengkhawatirkan hal kecil,
hidup yang demikian itu tidaklah mudah. Ujian tiap manusia itu berbeda-beda. Jangan
pernah menganggap ujian teman kita atau orang lain itu lebih gampang
dibandingkan ujian kita. Toh, kelemahan tiap manusia berbeda-beda. Berdalih dengan
kalimat semakin tebal iman seseorang maka semakin berat ujiannya, lantas merasa
iman kita lebih tebal. Sore wa dame
desu! Meremehkan orang lain itu tidak baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan dikomentari, saya masih harus banyak belajar. Komentar dari Anda akan sangat membantu. ^_^